Sabtu, 08 Juni 2013

Isra’ Mi’raj, Satu Malam Penuh Makna

“Maha suci Allah yang men-jalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperli-hatkan kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS. 17.Al-Isra’ :1)
Isra’ mi’raj adalah perjalanan penuh makna yang pernah dia-lami Rasulullah SAW. Allah SWT memperjalankan Rasulul-lah SAW dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina (Isra’) ke-mudian naik ke langit ke tujuh (Mi’raj) hanya dalam 1 malam. Peristiwa ini merupakan hiburan bagi Rasulullah SAW disela ke-sedihannya yang begitu men-dalam karena pada tahun terse-but Rasulullah SAW ditinggalkan oleh 2 orang yang paling dicin-tainya, Khadijah ra, sang istri dan Abu Thalib, pamannya.
Kedua orang yang sangat dicin-tainya ini begitu banyak ber-korban dan mensupport Rasulul-lah SAW dalam misi dakwahnya. Karenanya rasa kesedihan atas kepergian kedua orang tersebut, begitu mendalam dirasakan oleh Rasulullah SAW, sehingga tahun tersebut (12 H) dinamakan „amul huzn (tahun kesedihan).
Allah SWT tidak pernah mening-galkan hambaNya dalam keadaan apapun. Begitupun dengan Rasu-lullah SAW, sang manusia paling mulia, tidak ditinggalkan oleh Allah SWT dalam masa terberat di hidupnya. Allah SWT menun-jukkan kekuasaanNya kepada sang manusia pilihan sebagai pelipur lara bagi beliau dan un-tuk menguatkan serta menghi-langkan ketakutan dan kecema-san dalam hatinya.

Kisah Isra’ Mi’raj
Banyak hal yang dialami Rasulul-lah SAW dalam isra’ mi’raj tersebut, sebagaimana dipapar-kan dalam hadist Muslim, 162.
“ Didatangkan kepadaku Bu-raaq – yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandan-gannya). Maka sayapun menung-ganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi. Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar . Kemudian datang kepadaku Jibril „alaihis salaam dengan membawa bejana ber-isi khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu. Jibril kemudian berkata : “ Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah”.
Kemudian Rasulullah SAW naik ke langit bersama Jibril as mele-wati pintu pertama, kedua, hingga keempat, disana Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris as yang menyambut dan mendoakannya.
“Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Q.S Maryam 54)
Setelah itu Rasulullah SAW ber-sama Jibril as naik ke pintu ke-lima dan bertemu Nabi Harun as, pintu keenam dan bertemu Nabi Musa as, dan yang terakhir di pintu ketujuh dan bertemu dengan Nabi Ibrahim as. Dilihat-nya Nabi Ibrahim as sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur. Di Baitul Ma’muur setiap hari masuk 70.000 malaikat yang tidak kem-bali lagi.
Kemudian Ibrahim pergi ber-samaku ke Sidratul Mun-taha. Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari mak-hluk Allah yang sanggup mengam-barkan keindahannya
Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalam.
Kemudian saya tu-run menemui Musa as. Lalu dia bertanya: bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas um-matmu?”. Saya menjawab: “50 shalat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani isra'il Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, rin-gankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat.
Begitu seterusnya, Rasulullah SAW memperjuangkan keringa-nan bagi umatnya dengan terus menerus naik menemui Allah SWT, hingga Allah SWT berfir-man :
:“Wahai Muhammad, sesung-guhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerja-kannya, maka ditulis(baginya) 1 kejelekan”

Pasca Isra’ Mi’raj
Isra’ mi’raj merupakan suatu fenomena metafisika luar biasa yang tidak dengan mudahnya dapat ditangkap oleh akal manusia.
Bagaimana bisa seorang manu-sia melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam satu malam?
Pertanyaan ini memenuhi benak orang yang ingkar dan yang masih lemah imannya. Hingga tak mudah bagi mereka untuk menerima dan sepenuhnya percaya atas penuturan Rasulul-lah SAW mengenai peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut.
Banyak yang berpendapat bahwa Rasulullah SAW hanya bermimpi akan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialaminya. Banyak pula yang beranggapan bahwa peristiwa itu dialami Rasulullah SAW hanya dengan ruh, tanpa jasad.
Padahal sudah selayaknya bagi seorang muslim yang mengi-mani kenabian Rasulullah SAW mengenal sifat sidiq beliau. Bukan masalah apa yang disam-paikan Rasulullah SAW, ketika ia yang sidiq itu yang menyam-paikan, maka pasti benarlah apa yang disampaikannya itu. Dan memang akal manusia jualah
yang terlalu penuh dengan keterbatasan hingga tak mampu dengan mudah menangkap setiap peristiwa.
Sikap seorang muslim dan muk-min yang tepat mengenai peristiwa ini adalah seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash - ShIdq yang mempercayai Rasu-lullah SAW benar melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasad. Abu Bakar ra mengatakan : “Aku percaya. Bahkan lebih dari itupun aku percaya. Aku mempercayainya perihal berita di langit (wahyu) yang berdatangan pagi dan petang.”
Ketika suatu perkara itu berkai-tan dengan diri Rasulullah SAW, maka bukanlah masalah apa yang disampaikan, me-lainkan siapa yang menyampai-kan. Karena Rasulullah SAW adalah sosok manusia pilihan yang dipilih Allah untuk men-yampaikan risalah keagamaan kepada seluruh alam. Maka Allah SWT sendirilah yang akan melindungi Rasulullah SAW dari kesalahan.
“Demi bintang ketika ter-benam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur‟an) menurut kemauan hawa naf-sunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang san-gat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak mem-bantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Mun-taha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesung-guhnya dia telah melihat seba-hagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling be-sar”. (QS. An-Najm : 1-18)
Mengapa Ada Peristiwa Isra’ Mi’raj ?
1. Sebagai penentram dan penghibur Rasulullah SAW yang sedang bersedih.
2. Allah SWT hendak menu-runkan perintah shalat kepada Rasulullah SAW
3. Sebagai ujian keimanan bagi umat Islam saat itu dan fitnah bagi orang-orang kafir
4. Allah SWT memperlihat-kan tanda-tanda kekua-saanNya kepada Rasulullah SAW untuk menguatkan keyakinan Rasulullah SAW.
Wallahua‟lam bisshawab…

Referensi :
Al-Umuri, Akram Dhiya. 2010. Shahih Sirah Nabawiyah. Ja-karta : Pustaka As-Sunnah.
muslim.or.id
tulisan di atas di muat dalam newsletter UKMI-AlIqtishad edisi 7 Juni 2013 untuk download newsletternya silahkan klik disini atau disini
Read More - Isra’ Mi’raj, Satu Malam Penuh Makna

Rabu, 05 Juni 2013

Dokumentasi Kegiatan UKMI : Training Orientasi Pengurus 11-13 Mei 2013 ( 2)


Spanduk TOP @ Kerandangan 1
Personel UKMI dan PSI ikhwan @ Pantai Kerandanagan 13 Mei 2013


@Kerandangan


Ust. Sudi hardi saat Taujih ( Ka. UKMI 2012)

Rujak

it's Time to Rujak Party

personel UKMI dan PSI











Gila2an

Read More - Dokumentasi Kegiatan UKMI : Training Orientasi Pengurus 11-13 Mei 2013 ( 2)

Dokumentasi Kegiatan UKMI : Training Orientasi pengurus ( TOP) 11-13 Mei 2013 ( 1)


Materi 1 ; Qiyadah Wal Jundiyah Oleh Ust. Dirman


Penyerhan Sovenir Oleh Ka. UKMi kepada Pemateri

Para Peserta
Materi ke3 Public Speaking Oleh Zaid Arsyad Hidayat

Materi 2 : Manajemen Keorganisasian Oleh Soni Ariawan









suasana hari ke2 Indoor
Penyerahan Sovenir Oleh Ketua Panitia




Read More - Dokumentasi Kegiatan UKMI : Training Orientasi pengurus ( TOP) 11-13 Mei 2013 ( 1)

Sabtu, 27 April 2013

MUTIARA HIKMAH


Mutiara Hikmah Para Ulama' dan Ilmuan
“ Tetaplah Mensyukuri Nikmat sebab jarang sekali nikmat yang hilang akan datang kembali “ ( Imam Fudhail Bn Iyadh)
“ Obati Hatimu, karena yang dikhendaki Oleh Allah dari hambanyaadalah kebaikan hatinya” ( Al-Imam Hasan Al-Basri)
  Kebaikan Itu akan Memberi cahaya dalam hati dan melahirkan kekuatan bagi tubuh. Adapun keburukan akan menggelapkan, melemahkan tubuh dan mempengaruhi rezeki ( Imam Hasan Al-Basri )
“ meninggalkan suatu amalan kerena orang lain adalah Riya’, sedangkan beramal karena orang lain adalah Syirik. Adapun Ikhlas adalah ketika Allah menyelamtkanmu dari keduanya “ Fudhail bin Iyadh )
“ berpenat lelahlah karena sesungguhnya kemudahan hadir setelah kesulitan, janganlah berduka cita karena hidup yang meletihkan , sebab demikianlah hidup ini diciptakan “ ( Imam syafi’i)
“ Dakwah tidak akan pernah tegak karena tetesan darah satu orang, tidak tegak  karena tetesan air mata  satu orang , dan tidak tegak pula karena tetesan air mata yang tidak bermamfaat”
“ Sumber kehancuran Manusia ada Dua : perasaan putus asa dan perasaan bangga diri.Putus asa berarti sirnannya harapan  dan bangga diri berarti  rasa puas yang yang menimbulkan anggapan segala urusan telah tuntas “ ( Ibnu Mas’ud)
“ Tinggalkanlah Kesenangan Yang menghalangi pencapaian kecemerlanan hidup yang di idamkan, dan berhati-hatilah karena beberapa kesenangan adalh cara gembira  menuju kegagalan “
 “ Allah menitipkan Amanah , dan segala sesuatu yang ada di bumi ini kepada kita, sadar atau tidak sadar itulah yang sedang kita jalani.. Pilih saja menjadi Kepercayaan Allah untuk mendapat balasan syurga atau menjadi pengemban amanh yang lalai dalam menjaga titipan Allah yang akan membawa murka-NYA.”
CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI PENGINGAT “ Jika Khalifah Utsman bin Affan berdiri di daerah kuburan, maka beliau menangis. Maka ada yang bertanya, “ ketika disebutkan surga dan neraka namun anda tidak menangis, mengapa anda menangis karena kuburan..?” . maka Utsman Menjawab , Sesssungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda , Sungguh Kubur merupakan tempat pertama dari akhirat , jika seorang selamat darinya maka yang berikutnya akan lebih mudah. Namun jika tidak maka yang berikutnya akan lebih keras lagi ( HR. Tirmizi  IV/553/2308)
Apapun yang kalian kerjakan berupa kebaikan ,Allah mengetahuinya, jaminan dariNYA agar kita terus berkeshalihan walau dunia menutup mata.
Apapun yang kalian kerjakan berupa kebaikan , Allah mengetahuinya, raihlah lezatnya ikhlas , merahasiakan amal seakan menyembunyikan dosa.
Apapun ynag kalian kerjakan berupa kebaikan, Allah mengetahuinya, menggugurkan dosa, menaikkan derajat, memudahkan jalan ke surga-NYA
( @ salimafillah)

Read More - MUTIARA HIKMAH

Sabtu, 20 April 2013

Pemandangan Yang Belum Pernah Anda Saksikan

Pemandangan Yang Belum Pernah Anda Saksikan
…………
Tidak diragukan lagi bahwa setiap manusia pernah melihat banyak gambar dan pemandangan, akan tetapi sudah pasti ia belum pernah melihat pemandangan-pemandangan berikut ini:

Pertama: Ketika anda diusung di atas keranda di pundak manusia.
Kedua: Saat anda mendengar suara sandal manusia ketika meninggalkan anda di dalam kubur seorang diri.
Ketiga: Saat manusia seperti anai-anai yang berterbangan.
Keempat: Saat matahari mendekat kepada makhluk dan anda menunggu penghitungan amal.
Kelima: Saat anda lewat di atas shirath.
Keenam: Ketika anda menuju sorga atau neraka.
Ya Allah, rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang terhadap kami, dan janganlah menyiksa kami, sekalipun Engkau Maha Kuasa atas kami.
Ya Allah, rahmatilah kami saat bumi dan langit berganti menjadi bumi dan langit yang tidak kami kenal. Ya Allah, jika datang Mungkar dan Nakir menyodorkan pertanyaan kepada kami, ilhamkanlah kepada kami jawabannya.
Ya Allah, teguhkanlah kami dengan ucapan yang teguh di dunia dan akhirat. Ya Allah, rahmatilah kami pada hari seseorang akan berlari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya.
Masing-masing diantara mereka pada hari itu memiliki urusan yang menyibukkan diri mereka sendiri.
Ya Allah, rahmatilah kami saat betis-betis bertautan, kepadaMu kami akan dihalau. Ya Allah, rahmatilah kami, jika kami berdiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, saat ucapan-ucapan menghianati kami, dan tidak berguna lagi harta, kedudukan, dan kerabat.
Ya Allah, rahmatilah kami jika tanah telah ditaburkan kepada kami, saat pintu-pintu dari kubur telah ditutup, dan saat kesendirian, kesepian dan kengerian hari penghisaban. Ya Allah, rahmatilah kami sat engkau bertanya kepada neraka jahannam,”Apakah engkau sudah penuh?” dan dia menjawab, “Apakah masih ada tambahan?”
Ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat
Oleh : Ummu Mariah Iman Zuhair

Sumber : http://assunnahfm.com/2012/tazkiyatun-nufus/pemandangan-yang-belum-pernah-anda-saksikan/



Read More - Pemandangan Yang Belum Pernah Anda Saksikan

Kesalahan-Kesalahan Seputar Busana Dan Perhiasan Wanita



Seiring berjalannya waktu dan zaman, kita semakin jauh dari zaman Nabi-Shollallohu ‘alaihi wasallam- tentunya zaman ini mengalami kekeruhan cahaya nubuwah sebagaimana air semakin jauh dari sumbernya akan semakin keruh, karena dicampuri kotoran dan semisalnya. Salah satu permasalahan yang mengalami kekeruhan ialah masalah busana dan perhiasan.  Betapa banyak mode busana yang dirancang untuk kaum wanita, dimana mode-mode tersebut membentuk poster tubuh para wanita sehingga menimbulkan fitnah bagi kaum lelaki. Maka sepatasnya bagi seorang wanita muslimah untuk memperhatikan hal-hal tersebut dan senantiasa menjaga batasan-batasan dan ketentuan yang ditetapkan oleh syari’at dalam hal berbusana dan berhias sehingga tidak menimbulkan fitnah bagi kaum lelaki . Berikut ini beberapa kesalahan – kesalahan yang harus diwaspadai dan diluruskan bagi setiap wanita muslimah seputar busana dan perhiasan.
Mengenakan pakaian ketat dan transparan yang menarik perhatian laki – laki.
Ketahuilah wahai saudariku muslimah..!! Ini adalah berbuatan haram, karena wanita tidak dihalalkan untuk memakai pakaian ketat yang membentuk tubuhnya, begitu juga dengan pakaian yang transparan karna pakaian tersebut menampakkan warna kulitnya dihadapan orang-orang yang bukan mahramnya. Demikian juga dengan perhiasan dan pakaian yang menarik dan memikat kaum laki-laki. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya:
 “Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” ( QS: An-Nur 31 )
Jika memperdengarkan suara perhiasan seperti gelang-gelang kaki  dan sejenisnya  tidak diperbolehkan, maka lebih-lebih menampakkan perhiasan. Namun sangat disayangkan betapa banyak para wanita mempertontonkan keindahan dan keimutan tubuhnya  seperti menampakkan pusar, dada, lengan, betis dan anggota tubuh lainnya yang seharusnya ditutup dan disembunyikan. Saking menjamurnya hal tersebut sehingga  para lelaki zaman sekarang seakan-akan tidak bisa menghindar dari “pemandangan” tak senonoh ini, terlebih lagi dikota-kota besar. Alangkah jauhnya para wanita dari tuntunan syari’at islam. Dan Lihatlah betapa banyaknya para orang tua telah menjerumuskan putri-putri mereka dalam lembah dosa ini, tentu mereka akan dimintai pertanggungjawabannya kelak diakhirat apabila mereka tidak bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benarnya Laahawalawalakuwatailla billaah.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah –Rodhiyallohu ‘anhu- dia berkata: Rasululloh –Shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ, وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah lihat sebelumnya, sebuah kaum yang selalu memegang cemeti memukul orang-orang, dan perempuan yang berbusana tapi telanjang, berjalan dengan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula dapat mencium wanginya. Sesungguhnya wangi surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.
Memakai pakaian yang tidak  menutup betis dan kaki.
Ini adalah salah satu jenis pakaian yang tidak boleh dikenakan oleh seorang wanita di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya baik dalam rumah maupun di luar rumah, bahkan wajib atasnya sebagai bentuk ketundukannya terhadap ajaran syariat islam serta ketakwaan-Nya kepada Alloh untuk menghindari  pakaian –pakaian yang terbuka dan berhati – hati dalam memakainya agar terhindar dari dosa.
Menggunakan busana yang bertangan sempit sehingga menampakkan lengan dihadapan para laki-laki, baik itu di dalam kendaraan terlebih lagi di pasar-pasar.
Rasululloh -Shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ ، فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“ wanita adalah aurat maka jika dia keluar syaithon akan memperindahnya” ( HR: Tirmizi 1173, Ahmad dalam Musnadnya 9 / 337 )
Makna Istasrofaha yaitu: syaithon menarik perhatian orang lain kepadanya sehingga menyulut godaan yang membuat kaum laki-laki terfitnah dan tergiur dengannya.
Mengenakan pakaian yang menyerupai kaum laki-laki secara persis atau dalam bentuknya saja.
Memakai pakaian yang menyerupai laki-laki terlarang dalam islam karena wanita memiliki pakaian khusus yang menandakan bahwa dia adalah seorang wanita dan begitu pula dengan laki-laki memiliki pakaian khusus yang menjadi ciri khasnya sekaligus membedakannya dengan wanita. Rasulullah -Shollalohu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
“ Alloh melaknat wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita” ( HR:  Bukhari 5885, Ibnu Majah 1904 dan Ahmad 3151   )
Menggunakan konde, hal ini termasuk kategori menyambung rambut.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar -Rodhiyallohu ‘anhu- dia berkata:
لَعَنَ اللهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ
“ Nabi -Shollallohu ‘alaihi wasallam- melaknat wanita yang meyambung rambut dan yang meminta untuk disambungkan dan wanita yang membuat tato dan yang meminta untuk ditato”
maka tidak diragukan lagi bahwa konde termasuk yang dilarang dalam hadist diatas.
Memakai cat kuku yang menghalangi sampainya air wudu’.
Wajib bagi seorang yang berwudhu’ untuk mengalirkan air keseluruh anggota wudhu’ termasuk didalamnya ialah kuku itu sendiri, sedangkan memakai cat kuku menghalangi air untuk sampai ke kulit, sehingga wudhu’ tidak akan sempurna. Alloh Ta’berfirman
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,” (QS: Al-Maidah 6 )
Memakai kuku tiruan dan memanjangkan kuku.
Perbuatan ini berlawanan dengan fitroh sebagaimana penjelasan yang terpapar dalam hadist Muttafaqun ‘alaihi Rasululloh -Shollalohu ‘alaihi wasallam- bersabda:
خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Lima hal termasuk fitrah: mencukur bulu kemaluan, khitan , memendekkan kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Anas bin Malik dia berkata: “ beliau memberikan kami batas waktu untuk memendekkan  kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak lebih dari empat puluh malam” ( Hadits no 258 ). Dan wanita termasuk didalamnya seperti halnya kaum laki – laki.
Diringkas dari kitab Al-Mandzor fi bayani kastirin min Al-khato’i As-Syaa’iah karya syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Aalu Asy-Syaikh.
Sumber : Pondokassunnah.com
Read More - Kesalahan-Kesalahan Seputar Busana Dan Perhiasan Wanita

Perjalanan Malam ke Baitul Maqdis

Muhammad terus berdakwah. Khadijah dengan sabar terus mendorong suaminya itu sampai harta keluarga mereka habis. Tekanan semakin keras. Selama tiga tahun kaum Qurais mengucilkan orang-orang Islam. Mereka hanya dapat tinggal di celah-celah batu pebukitan dengan bergantung makan pada rumput-rumput kering.

Seorang Qurais, Hisyam bin Amir bersimpati pada keadaan orang-orang Islam itu. Ia menghubungi Zuhair dari Bani Makhzum, Muth'im dan Bani Naufal serta Abu Bakhtari dan Zam'a dari Bani Asad untuk menghentikan pengucilan itu. Ia ingatkan betapa buruk kelaparan yang diderita Muhammad dan pengikutnya, sedangkan saudara-saudara lainnya hidup berkelimpahan.

Mereka lalu datang ke Ka'bah. Di dinding Ka'bah dicantumkan piagam pengucilan itu. Pengucilan tidak berlaku lagi bila piagam tersebut dirobek. Setelah mengelilingi Ka'bah tujuh kali, Hisyam mengumumkan rencana perobekan piagam. Abu Jahal menentangnya. Namun sebagian besar orang Qurais mendukung Hisyam. Ketika Hisyam hendak merobek piagam itu -demikian menurut riwayat-rayap telah menggerogoti piagam itu hingga tinggal bagian atasnya yang bertulis "Atas nama-Mu ya Allah".

Kaum Qurais sebenarnya tidak menolak menyembah Allah Sang Pencipta. Mereka hanya ingin dibolehkan untuk tetap juga menyembah berhala serta melaksanakan tradisi yang banyak diwarnai maksiat. Maka, persis setelah penghapusan piagam itu, mereka mengajak Muhammad berkompromi. Suatu malam, dalam pertemuan sampai pagi, mereka telah menyebut Muhammad sebagai "pemimpin kami". Mereka hanya minta sedikit kelonggaran menjalani kehidupan lamanya.

Sekali lagi, Muhammad adalah manusia. Dalam keadaan yang sangat lemah baik fisik maupun psikis, ia nyaris menerima kompromi itu. Sebagaimana saat mengabaikan Ibnu Ummu Maktum, kali ini Muhammad ditegur Allah kembali. Yakni melalui ayat Quran Surat 17(Al-Isra):73-75). Namun hadis Ata' dari Ibn Abbas menyebut bahwa konteks turunnya ayat ini adalah peristiwa saat Muhammad bimbang atas permintaan orang-orang Thaqif. Mereka bersedia memeluk Islam asal daerahnya dinyatakan sebagai tanah suci seperti Mekah.

Tak lama setelah peristiwa itu, Muhammad mengalami musibah besar. Abu Thalib -paman yang telah memeliharanya sejak kecil serta terus melindunginya sebagai rasul-wafat. Hanya beberapa bulan kemudian, Khadijah yang menjadi sandaran hati Muhammad -orang yang paling setia menghibur dan menemani di masa yang paling sulit sekalipun-menyusul wafat. Muhammad sangat berduka. Sedangkan orang-orang Qurais makin gencar mengganggunya.

Muhammad lalu pergi Ta'if, menjajaki sekiranya masyarakat di daerah pertanian subur itu bersedia mendengar seruannya. Seorang diri ia pergi ke sana. Namun yang ditemui hanyalah sorak sorai hinaan serta lemparan. Dengan sedih Muhammad menghindar dari mereka dan berlindung di kebun anggur milik dua saudara 'Uthba dan Syaiba anak Rabi'a. Di sanalah Muhammad memanjatkan doa kepiluannya. Hanya dengan Adas -seorang Nasrani budak Uthba' yang memberikan anggur padanya-Muhammad sempat berbincang. Kabarnya, Adas sempat heran bagaimana Muhammad mengenal nama (Nabi) Yunus anak Matta.

Muhammad kemudian menikahi Aisyah, putri Abu Bakar, yang kala itu baru berusia tujuh tahun. Dalam kultur Arab, perkawinan adalah salah satu tradisi untuk mempererat persahabatan. Aisyah tetap tinggal di rumah ayahnya dan tidak digauli Muhammad sampai beberapa tahun kemudian. Muhammad juga menikahi janda miskin Sauda. Suami terdahulu Sauda adalah seorang yang ikut hijrah ke Habsyi, lalu meninggal di Mekah. Dua perkawinan ini, juga yang lain, cukup menjelaskan latar belakang pernikahan-pernikahan Muhammad setelah Khadijah wafat.

Sekitar tahun 621 Masehi, terjadilah peristiwa Isra' Mi'raj. Muhammad tengah menginap di rumah keluarga sepupunya, Hindun binti Abu Thalib. Menurut Hindun, malam hari selesai salat terakhir, semua anggota keluarga tidur. Demikian pula Muhammad. Pagi harinya, mereka salat bersama. Usai salat itulah Muhammad berkata: "Ummi Hani (panggilan Hindun), saya salat akhir malam bersama kalian seperti yang kalian lihat di sini. Lalu saya ke Baitul Maqdis (Yerusalem) dan salat di sana, sekarang saya salat siang bersama-sama seperti yang kalian lihat."

Hindun minta Muhammad untuk tidak menceritakan kisah tersebut karena akan mengundang kegemparan. "Tapi saya harus ceritakan (ini) pada mereka," kata Muhammad. Allah pun menegaskan peristiwa itu dalam Surat 17 (Al-Isra)

Kegemparan pun terjadi. Sangat banyak kisah yang beredar mengenai peristiwa tersebut, baik dongeng sama sekali tanpa dasar maupun kisah yang berdasar. Di antara kisah tersebut adalah mitos 'Buraq' yang disebut kuda pirang dengan rumbai emas dan mutiara dan bersayap gemerlapan, Juga mengenai kesaksian Muhammad terhadap berbagai jenis siksaan di akhirat; pertemuannya dengan para Nabi terdahulu, serta tawar-menawar antara Muhammad dengan Allah sehingga salat yang diwajibkan hanya 5 kali, bukan 50 kali, dalam sehari. Allah Maha Tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

Yang menjadi perdebatan serius adalah bagaimana Muhammad dapat menempuh jarak Mekah-Yerusalem hanya sekejap? Juga apakah yang melakukan perjalanan itu ruh Muhammad saja atau juga termasuk jasadnya. Pertanyaan yang wajar untuk tingkat pengetahuan masyarakat pada masa itu. Kini, teori Einstein dapat menjelaskan kebingunan tersebut. Dari Teori Relativitas dapat dijelaskan bahwa zat (termasuk tubuh manusia) akan berubah wujud menjadi enerji bila dibawa oleh enerji (termasuk malaikat). Sedangkan enerji dapat bergerak pada kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya, sekitar 300 ribu km per detik, sehingga jarak Mekah - Yerusalem dapat ditempuh dalam sekejap mata. Serupa dengan pemindahan singgasana Ratu Bilqis di masa Sulaiman.

Muhammad saat itu berusia 51 tahun. Perjalanan ke Baitul Maqdis serta Sidratul Muntaha itu kian mengobarkan semangat perjuangannya untuk menyeru seluruh umat manusia ke Jalan Allah. Apalagi, ia telah melihat sinar terang bagi Islam telah mulai terlihat di Yatsrib.

sumber : www.pesantren.net
Read More - Perjalanan Malam ke Baitul Maqdis