Jumat, 13 Agustus 2010

puisi

di depan cermin kuberkaca
kulihat sesosok tubuh berdiri tanpa suara
matanya memandang hina
menatapku penuh cela
senyum tipis di bibirnya hampir sirna
berhias seribu cerca

terbersit sebuah rasa di hati
tentang kekufuran diri
tentang syukurku yang telah pergi



di depan cermin kuberkaca
kuliha sesosok tubuh berdiru tanpa suara
matanya memadang penuh puja
menatapku penuh makna
senyum tipis dibibirnya seakan berkata
kau sangat sempurna

terbersit sebuah rasa di hati
tentang kesombongan yang singgah di dalam diri
tentang keangkuhan tanpa kesadaran nurani

pujangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar